Mengisahkan Seorang Ahl̷i Ibadah Dengan Seekor Anj̷ing Jaadikan Iktibar Dan Pengajaran
Dahulu kala, ada seorang Abid (ahli ibadah) yang selalu beribadah dan berdo’a kepada Tuhan di sebuah gunung.
Karena kedudvkan dan kedekatannya dengan Tuhan yang sangat tinggi, Tuhan memerintahkan para malaikat-Nya untuk selalu membawakan untukmya makanan dari surga.
Dan dengan cara inilah Tuhan membuatnya kenyang. Setelah 70 tahun beribadah, suatu hari Tuhan berkata kepada para malaikat-Nya, “Untuk malam ini janganlah kalian bawakan dia makanan, kita akan menguj1nya!”
Malam itu Abid menunggu dengan sabar makanannya, tapi tak kunjung tiba, hingga dia sudah tak mampu lagi menahan rasa lapar.
Kesabarannya pun sudah habis, dia sudah tidak kuat lagi, akhirnya dia turun dari gunung dan pergi menuju rumah penyembah api yang berada di kaki gunung untuk meminta roti kepadanya, penyembah api memberikan kepadanya 3 potong roti lalu dia pergi menuju tempat ibadahnya.
Anj1ng penjaga rumah penyemb4h api berlari mengikutinya dan menghentikannya. Sang Abid melemparkan sepotong roti kepadanya sehingga dia kembali dan Abid bisa meneruskan perjalannya,
Anj1ng menghabiskan roti dan kembali menghentikan sang Abid, Abid pun melemparkan roti keduanya kepadanya dan saat ingin pergi, namun anj1ng tidak melepaskannya dan tidak membiarkan Abid meneruskan perjalanannya.
Sang Abid dengan m4rah melemparkan roti ketiganya kepadanya dan berkata: “Hai bin4t4ng kenapa kamu tidak punya rasa malu! Tuanmu memberikan roti ini kepadaku, namun kamu tidak membiarkanku membawanya?”
Dengan izin Tuhan yang Maha Besar, anj1ng itu pun bisa berbicara dan berkata, “Saya bukannya tidak punya rasa malu, saya adalah anj1ng yang bertahun-tahun tinggal dirumah seseorang,
Saat dia memberikan makan kepada saya, saya tinggal bersamanya, saat dia tidak memberikan makanan kepada saya, saya tetap berada disampingnya, suatu saat dia mengusirku dari rumahnya,
Saya duduk menunggu di luar pintunya hingga subuh, tapi justru sebaliknya kamu yang tidak punya rasa malu, Tuhanmu selalu meng1rimi kamu makanan setiap malam dan apapun yang kamu minta Dia memberikannya,
Hanya satu malam saja makanan tidak datang, kamu sudah melupakan-Nya dan memutuskan hubungan dengan-Nya dan datang kepada penyembah api untuk memenuhi hajatmu dan meminta roti kepadanya.”
Setelah mendengar perkataan ini dia sangat terkejut dan menyesal dan kembali ke tempat ibadahnya lalu bertaubat.